Selasa, 14 November 2017

Anatomi Buah

      

ANATOMI BUAH

    1.      Pengertian Buah
Buah adalah bakal buah yang masak (kumpulan bakal buah) dengan isinya, bersama-sama dengan setiap bagian lain yang berdekatan yang dapat luruh membentuk buah.Karena buah hanya berasal dari bagian-bagian bunga, maka pembentukannya terbatas pada tumbuhan bunga saja (Tjitrosomo, 1983: 214).
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji.Pada saat yang sama,bunga mengalami perubahan yang menyebabkan  perkembangan  bakal buah menjadi buah. Perhiasan bunga dan benang sari biasanya layu, lalu gugur dan kemudian setelah polinasi tangkai putik (stilus) mengering. Namun, bkal buah bertambah besar  dan mengalami berbagai modifikasi histology yang menyebabkan  berbagai jaringan berubah bentuk selnya. Beberapa  atau seluruh  modifikasi dapat berperan dalam menghasilkan mekanisme untuk penyebaran biji. Jika diikuti perkembangannya, buah terdiri dari bakal buah yang telah dewasa.
Buah juga dapat berkembang tanpa pembuahan dan tanpa perkembangan biji. Peristiwa itu disebut partenokarpi dan banyak ditemukan terutama pada spesies yang berbiji banyak, seperti pisang, semangka, nanas, dan tomat.  Partenokarpi  dapat terjadi tana polinasi seperti jeru, labu dan tomat, atau memerlukan rangksangan polinasi seperti anggrek. Bbuah yang berbiji dapat pula diakibatkan oleh gugurnya embrio , namu terjadinya buah seperi itu tidak digolongkan ke dalam partenokarpi karena terjadi pembuahan disini.
Bila ditinjau secara teliti, buah adalah bakal buah yang telah dewasa. Definisi yang lebih luas adalah dengan menganggap buah sebagai turunan dari genesium dan jaringan diluar karpel yang turut serta  dan bersatu dalam buah yang akhirnya dibentuk . contoh  jaringan tambahan seperti itu adalah reseptakulum pada sirsak  (Annona muricata), dan arbei  (Fragaria). Periant pada nangka (Artocarpus heteporhyllus) dan murbei (Morus alba). Tangkai bunga pada kacang mede (Anacardium occidentale). Sisik pada perbungaan seperti pada nanas (Ananas comocus).Buah  yang berkembangdari bnga epigin (jambu)  atau yang memilki bakal buah inferus (mentimun) akan menyertakan lapisan reseptakulum atau perhiasaan bunga dalam buah yang akhrnya dibentuk. Meskipun demikian buah mentimun maupun ambu tak menunjukan struktur ganda seperti itu sebab dinding bakal buahnya sejak awal perkembangan telah melekat pada jaringan-jaringan tambahannya.Ditinjau dari segi teknis, jaringan itu perlu disebut buah semu, yang berbea dari buah sejati yang yang terdiri hanya dari jaringan bakal buah.Namun, perbedaan itu tida sering diperhatiakan dan istilah bah telah dipakai untuk hasil akhir yang berbentuk buah apapun jaringan asalnya (Hidayat.1995).

     2.  Klasifikasi Buah
                  Klasifikasi buah secara morfologi biasaanya didasarkan pada nama jenis bunga dan jenis ginesium yang mengembangkannya dengan memperhatikan hubungan antara karpel dan bagian bunga lainnya. Dengan demikian dibedakan menjadi :
1   .      Buah tunggal,yakni hasil satu ginesium yang terdiri dari satu atau beberapa karpel
( seperti pada buah polongan dan tomat)
2  .      Buah berganda (buah agregat), yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap kerpel tetap dapat dikenal pada buah dewasa (seperti Arbei, Fragraria);
3  .      Buah majemuk, yakni buah yang berasal dari perbungaan, jadi berupa kempulan ginesium dari sejumlah kunyum bunga (nanas).
Setiap jenis buah tersebut masih bisa disertai jaringan tambahan. Jambu, misalnya memiliki jaringan tambahan dan sebab itu bisa disebut buah tunggal dengan tambahan, demikian pula buah arbei, yaitu buah berganda (agregat) dengan tambahan, dan buah nanas , yaitu buah majemuk dengan tambahan.
Bila buah dianggap sebagai hasil ginesium dengan semua jaringan yang bersatu dengannya, baik secara kongenital (telah bersatu dalam masa pertumbuhan), maaka istilah tambahan daan semu tak diperlukan. Salah satu klasifikasi menurut Winkler ditahun 1993 adalah dengaan menggunakan 4 sifat saja, yakni :
1.      Buah bergaanda, bila karpel suatu kuntum bunga tak saling bersatu.
2.      Buah satuan, bila karpel bersatu.
3.      Buah bebas jikaberasal dari bakal buah superius yang berasosiasi dengan hipentum( reseptakulum datar atau cekung paada bunga peringin) yang berbentuk cangkir.
Klasifikasi yang dibuat  berdasarkan kombinasi keempaat sifat itu menghasilkan 4 jenis buah.
1.      Buah bergandaa bebas berasal dari bunga hiogin dengan ginesium apokarp.
2.      Buah satuan bebas, berasal dari bunga hipogin dengan ginesium sinkarp.
3.      Buah berganda piala, berasal dari bunga perigin dengan ginesium apokarp.
4.      Buah satuan piala, berasal daari epigin dengan ginesium sinkarp.
         Klasifikasi itu maasih bisa dibagi lagi menurut ciri-ciri lain, diantaranya susunan dan penyatuan karpel, sifat dinding buah, dan apakah buah membuka dengan spontan (dehiscent)au tidak membuka (indehisent).

3   3.    Struktur Anatomi Buah
A. struktur anatomi perikarpium ( dinding buah )
Buah terbentuk setelah terjadi peristiwa pembuahan. Dinding ovarium akan berkembang menjadi dinding buah. Buah memiliki dinding yang terdiri dari dua lapis atau tiga lapis.Dinding buah dinamakan perikarpium.Buah yang memiliki dua lapis dinding bagian yang terluar dinamakan eksokarpium dan di dalamnya disebut endokarpium.Buah yang memiliki tiga lapis dinding, bagian terluar disebut eksokarpium, bagian tengah dinamakan mesokarpium, dan bagian terdalam disebut endokarpium.
Eksokarpium biasanya terdiri dari satu lapis sel dengan susunan rapat dan ada yang memiliki kutikula seperti epidermis. Mesokarpium terdiri dari beberapa lapis jaringan parenkimatis yang di dalamnya dapat ditemukan berkas pengangkut, idioblas minyak, amilum, lendir, dan kristal kalium oksalat. Endokarpium biasanya terdiri dari satu lapis sel yang berkembang dari epidermis dalam daun buah.Eksokarpium dan endokarpium buah yang masak terdiri dari satu lapis epidermis atau beberapa lapis sel yang masing-masing dapat dibedakan dengan jelas dengan mesokarpium.Jaringan yang menyusun perikarpium saling berlekatan sehingga tidak dapat dipisahkan satu persatu.Eksokarpium beberapa tanaman memiliki stomata, misalnya eksokarpium Cucurbita pepo.Eksokarpium Lycopersicon esculentum dan Capsicum sp. tidak ditemukan stomata.
Perikarpium buah berdaging, seperti Lycopersicon esculentum terdiri dari perikarpium yang di dalamnya terdapat jaringan yang merupakan perkembangan plasenta yang dilekati banyak biji, eksokarpium terdiri dari satu lapis epidermis dan diikuti oleh 3-4 lapis sel kolenkima.Sel epidermis berukuran besar dan tidak memiliki stomata. Mesokarpium terdiri dari jaringan yang terdiri dari sel-sel berdinding tipis dan memiliki banyak ruang antarsel.



B.  Anatomi struktur Buah Kering
            Pada buah kering dibedakan buah yaang membuka daan tidak membuka
      1.       Buah kering yaang membuka
A.Terminologi
a.       Buah bumbung : bentuk seperti polong dan membukaa biasanya di sisi ventral, misalnya : Delphinum
b.      Buah polongaan : buah membuka menjadi dua katup di sisi ventral dan dorsal. Terdaapat pada Leguminosae.
c.       Buah sinkarp : berkembang dari bakal buah yaang terdiri dari dua karpel atau lebih.
d.      Silikua (buah lobak) : buah mirip polongan, terdiri dari dua karpel. Kedua tepi setiap karpel berlekatan dan membentuk rusuk tebal. Dari keduaa sisi rusuk ini, yang ditempati plasenta dibagian dalam, tumbuh selaput ke arah dalam, yang saling bertemu dan membentuk sekat semu. Biasanya terdapat pada Cruciferae.
e.       Kapsula atau buah kotak : buah dibentuk oleh dua karpel atau lebih.
Cara membuka yang berbeda- beda mempunyai kepentingan taksonomi:
1.      Lokulisidal : membuka dari ujung distal ke arah bawaah melalui berkas pembuluh dorsal(misalnya, Iris) atau diantara karpel.
2.      Septisidal : membuka mulai ujung buah ke pangkal dan terjadi diantara karpel, seperti pada hipericum
3.      Septifragal : dinding luar buah memisakan diri dari sekat pemisah yang tetap melekat pada sumbu
4.      Berpori : melalui pori kecil dalam perikarp, seperti pada beberapa spesies Paper, Membuka lewat celah horizontal sekeliling buah sehingga berbentuk tutup.
B.    Struktur Anatomi
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada buah yang berasal dari satu karpel, membukanya buah terjadi:
1  .      Melalui garis sambung antara kedua tepi karpel
2  .      Melalui garis dorsal (punggung)pada karpel
3  .      Melalui garis sambung dan membukanya buah bisa terjadi melalui garis sambung antara dua karpel melalui garis dorsal(punggung)
Pada buah sinkarp yang berplesentasi aksilar,pemisahan terjadi sepanjang garis sambung karpel yang berlekatan, yakni melalui sekat, dan dapat diiringi oleh pemisah jaringan dari sumbu di tengah. Pembukaan melalui punggung karpel mengakibatkan ruang bakal buah (lokulus) terbuka, selain itu, bisa juga terjadipori untuk melewatkan biji atau daerah horizontal sekeliling buah sehingga menutup.




Sebagai contoh buah kering yang membuka, dapat diamati buah polongan sejumlah besar Fabaceae. Buah tersebut berasal dari bakal buah superus yang terdiri dari satu karpel. Buah membuka pada sambungan perlekatan karpel dan melaui puggungnya.  Pada perikarp buah kedelai (glycine max) dibedakan lapisan eksokarp yang dibentuk oleh epidermis luar dan hipodermis, keduanya berdinding tebal, parenkim mesokarp, dan endokarp yang mencakup beberapa lapisan sel sklerenkim dan epidermis dalam. Hipodermis dan skelerenkim terdiri dari sel-sel yang panjang- panjang, namun sumbu panjang setiap macam sel arahnyan tegak lurus sesamanya. Akibatnya, lapisan luar dan dalam pada perikarp mengerut dalam arah yang bereda , dan tekanan yang terjadi memudahkan membukanya buah yang mengering. Sifat lain tampaknya berhubungan dengan pengerutan diferensial (pengerutan berbeda-beda) pada perikarp beberapa legumen adalah orientasi mikrofibril yang tak sama di berbagai lapisan dinding sklerenkim. Pada beberapa sel, mikrofibril mengikuti pola heliks bersudut kecil, pada  sel yang lain bersudut besar. Pada saat  dehidrasi buah, tegangan pada legumen demikian besar sehingga katup polongan (legumen) yang telah terpisah satu dari yang lain, memuntir.



Gambar perikarp pada Glycine (kacang kedelai) , A, penampang melintang. B, sayatan memanjang. Sel tersklerefikasi terdapat pada eksokarp dan enfokarp. Berkas pembuluh tidak digambarkan .

    
Pada phaseolus, epidermis berhubungan erat dan merupakan sumber kerusakan tekstur pada buah yang diproses untuk dijual dalam kaleng atau dibekukan sebab dapat lepas dan meninggalkan       permukaan yang kasar, yang kurang disukai konsumen. Perenkim ini mengelilingi jalinan ikatan pembuluh kecil dekat skelerenkim yang menghubungkan berkas pembuluh median(tengah) dengan lateral. Sklerenkin yang berasosiasi dengan ikatan pembuluh, terutama dengan median dan lateral, merupakan sumber dari sifat berserabut yang ditemukan pada varitas tertentu. Sifat ini pun kurang disukai konsumen.


2    2. Buah kering yang tak membuka
A.    Terminologi
a.       Buah akenium : buah berbiji satu yang dibentuk oleh satu karpelndan dinding biji lepas satu dari yang lain. Kadang-kadang dibentuk dari buah beruang satu, namun bisa juga dari bakal buah beruang lebih dari dengan satu bakal biji atau lebih, setiap ruang. Contoh : Asteraceae .
b.      Kariopsis, atau buah padi-padian : buah berbiji satu yang dinding bijinya melekat pada dinding buah. Contoh : Graminae.
c.       Buah sizokarp : berkembang dari bakal buah berkarpel banyak yang pada waktu masak berpisah-pisah menjadai sejumlah akenium. Jumlah akenium sama dengan jumlah karpel pembentuk buah. Bagian buah(akenium) disebut merikarp, misalnya, pada Malva.


B.     Struktur Anatomi
       Struktur perikarp bua kering yang tak membuka sering menyerupai kulit biji. Pada Asteraceae, sebagian jaringan kulit biji yang sesungguhnya dapat menghilang, atau sepeerti pada kariopsis Gramineae, bersatu dengan perikarp.
       Pada kariopsis gandum, lapisan luar terdiri dari perikarp dan sisa kulit biji. Pada perikarp, lapisan sel dari luar ke dalam adalaah:
a.       Epidermis luar yang dilapisi kutikula
b.      parenkim, satu lapisan atau lebih dan sebagian tertekan
c.       parenkim yang sebagian rusak
d.      sel silang yang meemanjang dalam arah melintang terhadap sumbu buah dan memiliki dinding tebal
e.       sisa epidermis dalam berbentuk sel berlignin dan memanjang sejajar sumbu panjang buah ( sel tabung ).
            pada waktu kulit biji berkembang, integumen luar berdisintegrasi, integumen dalam berubah dan tertekan. Integumen dalam yang tertekan itu berisi pigmen, beraksi positif bagi senyawa lemak, dan kedua sisinya dilapisi kutikula.
            Disebelah dalam kulit biji terdapat endosperm yang mencakup 83% dari buah dan berisi pati dan protein. Lapisan endosperm terluar berupa lapisan sel yang berisi aleuron ( butiran berisi kristaloid dan floboid) yang mengandung cadangan lipid dan protein dan menghasilkan enzim yang penting bagi perkecambahan , lapisan aleuron mengelilingi endospem yang berisi pati dan embrio.



C.    Struktur anatomi buah berdaging
            Pada buah berdaging, dinding terdiri dari perikarp atau bersatu dengan jaringan tambahan. Bagian dalam atau luar dinding buah, atau keseluruhannya, bisa menjadi berdaging dengna adanya diferensiasi menjadi parenkim lunak atau suukeln ( tebal dan berair ). Selain dinding, plasenta dan sekat ( dalam buah berlokus banyak ) uga bisa menjadi berdaging.
      Dari segi evolusi, mula-mula bagian berdaging merupakan tonjolan perikarp bagian dalam, yang tumbuh diantara biji di ruang bakal buah ( lokus ). Ekudian diseluruh perikarp menjadi jaringan.
     



bagan dari penampang melintang buah Lycopersicon esculentum

1.     Struktur Anatomi Buah Buni
Buah buni memiliki perikarpium yang tebal dan berair. Perikarpium berdiferensiasi menjadi eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Eksokarpium dapat mengandung pigmen. Mesokarpium terdiri dari sel-sel parenkima yang berlapis-lapis dan kebanyakan dapat dimakan, endokarpium merupakan lapisan yang tipis atau keras.

Di dalam buah terdapat satu atau banyak biji. Contoh buah buni di antaranya Lycopersicon esculentum, Carica papaya, Averrhoa carambola, dan lain sebagainya. Buah Lycopersicon esculentummerupakan buah tunggal dengan satu ruang, di dalamnya terdapat banyak biji. Perikarpium mengandung pigmen kromoplas. Plasenta terletak di tengah ruang buah. Buah Carica papaya dibentuk dari lima karpelum yang saling berlekatan di bagian tepi sehingga terbentuk satu ruang buah. Plasenta terdapat di helaian daun buah. Buah Averrhoa carambola dibentuk 5 daun buah, yang masing-masing berlekatan di bagian dalam saja dan di bagian luar daun buah tidak berlekatan sehingga tampak seperti bintang dengan ruang buah yang sempit.
Contoh buah berdaging misalnya pala, belimbing manis, dan lombok. Struktur anatomi perikarpium buah berdaging memiliki jaringan parenkimatis yang tebal di bagian mesokarpium atau endokarpiumnya.

1) Pala (Myristica fragrans)
Buah pala merupakan buah tunggal dengan satu ruang yang berisi satu biji.Epidermis tersusun dari dua lapis yang berbentuk pipih berwarna coklat dan berkutikula.Lapisan epidermis merupakan lapisan eksokarpium buah pala.Mesokarpium terdiri dari jaringan parenkima yang berlapis-lapis dengan bentuk sel isodiametris, di dalamnya ditemukan kelompok-kelompok brakhisklereida dengan bentuk bulat dan noktah yang bercabang-cabang.Berkas pengangkut yang bertipe kolateral ditemukan di bagian tengah mesokarpium. Di dalam mesokarpium juga ditemukan sel-sel minyak yang berbentuk bulat dikelilingi oleh sel khusus yang tidak sama dengan sel-sel parenkima di sekitarnya.

     2. Cabe Rawit (Capsicum fruetecens)
Perikarpium buah cabe rawit terdiri dari lapisan eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium.Lapisan eksokarpium berupa jaringan epidermis yang tersusun rapat. Lapisan mesokarpium disusun oleh jaringan parenkimatis. Di dalam jaringan parenkimatis tersebar berkas pengangkut. Sel-sel raksasa (Giant Cell) ditemukan di bagian paling dalam dari mesokarpium. Endokarpium terdiri dari sel epidermis dalam yang berbatasan langsung dengan sel raksasa dan ruang ovarium. Buah cabe rawit memiliki dua ruangan yang dibentuk dari sekat sempurna pada ruang buah.

3) Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
                     Buah belimbing manis memiliki perikarpium yang terdiri dari dua bagian yang meliputi eksokarpium dan endokarpium. Eksokarpium terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk isodiametris. Lapisan terluar dari kulit buah belimbing yang sangat muda memiliki trikoma glanduler yang terdiri dari satu deret dengan tiga sel tangkai yang berbentuk segiempat dengan satu sel kepala yang berbentuk bulat dan mengandung sekret yang berwarna kuning. Sel kepala trikoma glanduler memilki lapisan kutikula.Trikoma non glanduler juga ditemukan pada lapisan terluar dari eksokarpium. Trikoma non glanduler terdiri dari satu deret sel dengan jumlah dua sampai tiga sel yang berujung runcing. Trikoma-trikoma tersebut gugur saat buah masak.
Endokarpium disusun oleh jaringan parenkimatis yang berlapis-lapis. Di dalam jaringan parenkima ditemukan berkas pengangkut. Parenkima yang menyusun endokarpium banyak mengandung ruang antarsel yang luas. Ruangan yang terbentuk dari perikarpium sangat sempit.
4). Buah Pepo pada Tumbuhan Cucurbitaceae
Buah berkembang dari bagian bawah bakal buah bersama dengan jaringan di luar bakal buah, karena itu dinding buah tersusun dari perikarp dan jaringan di luar bakal buah, tidak ada jaringan pembatas antara kedua jaringan tersebut.Struktur dinding buahnya padat, dibawah epidermis luar terdapat lapisan kolenkimatis.Daerah selanjutnya tersusun atas jaringan parenkima yang sebagian dari parenkima ini mengandung kloroplas, di daerah ini pada beberapa marga terdapat lapisan sklereida yang bersambung atau terpisah.Daerah ketiga terdiri atas parenkima berdaging. Berkas vaskular terletak dibagian berdaging pada dinding buah. Epidermis dalam yang menggantung biji pada banyak spesies berupa membran tipis yang transparan.

5). Buah Batu (misalnya Prunus)
Buah batu adalah buah berdaging dari bakal buah yang menumapang, dan ditandai dengan endocarp berbatu, mesokarp berdaging, dan eksokarp yang relatif tipis tersusun dari epidermis  dan kolenkima subepidermis. Berkas vaskular terdapat di bagian yang berdaging dan endokarp berbatu. Epidermis dalam membentuk lapisan sklereida memangajng vertikal berlapis, daerah sebelah luarnya ialah lapisan sklereida memanjang secara tangensial berlapis, dan dua sampai empat lapis lebih luar lagi berdiferensiasi menjadi sklereida yang isodiametris.
6). Buah Pyrus (misalnya apel)
Buah Pyrus merupakan buah berdaging dari bakal buah tenggelam dan bagian-bagian di luar bakal buah membentuk bagian pokok yang berdaging pada dinding buah.Sebagian besar daging buah dari buah apel tersusun atas jaringan parenkima.Perikarp tersusun dari eksokarp parenkimatis berdaging, bercampur dengan parenkim luar bakal buah, dan endokarp tersusun dari sklereida.Epidermis luar mengandung antosianin dan flobalen yang memberikan warna khas kulit beberapa varietas apel.




4.  Perkembangan buah
          Dalam proses perkembangan buah terdapat dua proses yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangannya yakni melalui pembelahan dan pembesaran sel yang terjadi secara berurutan. Pada umumnya, penambahan ukuran awal bergantung pada perbanyakan sel yang dimulai sebelum bunga mekar dan akan diteruskan setelah proses pembuahan. Stadium itu secara bertahap diganti oleh perluasan sel yang bisanya memakan waktu yang cukup lama.Salah satu contohnya adalah pada buah jeruk.
Dalam pembentukan buah, terdapat 3 macam jaringan dengan genom yang berbeda yaitu sporofit induk ( 2n ), embrio ( 2n ) dan endosperm ( 3n ). Pada masa perkembangan yang berbeda, pertumbuhan tersebar secara berbeda pula pada berbagai bagian buah. Pada buah batu misalnya , pertumbuhan pertama terjadi didalam saprofit bakal biji. Sesudah itu, pertumbuhan terbatas pada endosperm dan embrio dan akan berakhir dengan peluasan bagian mesokarp. Pusat tumbuh dala perkembangan buah dapat berbeda-beda sesuai dengan taksa.Salah satu contohnya terdapat pada buah apel misalnya terutama terdiri dari jaringan induk sedangkan pada buah seperti buah padi terjadi di bagian endospermnya.
·         Proses pertumbuhan buah
1.      Proses persarian ( polinasi ) kepala putik ( stigma ) oleh serbuk sari ( polen ).
2.      Polen berkecambah dan membentuk tabung polen ( pollen-tube ) untuk mencapai bakal biji ( ovule ).
3.      Bertemunya polen ( sel jantan ) dengan bakal biji ( sel telur ) didalam bakal buah ( ovary ) disebut pembuahan ( fertilisasi ).
4.      Bakal buah akan membesar dan berkembang menjadi buah bersamaan dengan pembentukan biji.
5.      Dihasilkan buah yang fertil ( berbiji ).


·         Perkembangan buah
Selama perkembangan buah, biji yang ada didalamnya juga ikut berkembang . Perkembangan buah memerlukan :
1.      Nutrisi dari hasil fotosintesis
2.      Hormon
Bebrapa hormon yang ikut berpengaruh adalah :
a.       Sitokinin ( dihasilkan oleh biji )
Pembelahan sel pada dinding ovarium
b.      GA ( dihasilkan oleh biji )
Untuk pembesaran buah
Fase Perkembangan Buah
Fase 1  >         perkembangan ovari diikuti dengan antesis ( anther melepas polen yang matang.
Fase 2  >         pembelahan sel secara cepat ( divission cell ).
Fase 3  >         fase pertumbuhan akibat adanya pembelahan sel.
Fase 4  >         pematangan ( ripening ).


Perubahan dalam arah pertumbuhan dan perkembangannya dapat menyebabkan perubahan dalam perbandingan panjang terhadap garis tengah   bagian buah tersebut.
Perkembangan buah diatur oleh faktor internal yaitu perkembangan dari biji dan faktor eksternal .pada perkembangan buah , biji berpengaruh dalam memasok zat pengatur proses pertumbuhan pada saat tumbuhan berbunga.


5.  Absisi buah
            Kecendrungan pada kebanyakan buah untuk gugur sebelum masak merupakan masalah hortikultural buah dapat berabsisi pada berbagai tahap perkembangannya. Pada saat masak, absisi terjadi masih ada dalam buah yakni pada buah tak membuka dan buah berdagingatau sesudah biji dbebaskan pada buah membuka.
            Tempat daerah absisi absisi beragam menurut buah yang berbeda – beda . buah tertentu bisa memiliki lebih dari satu daerah absisi, misalnya di dasar tangkai buah atau didasar buah. Pada prunus, misalnya , diawal pengguguran, buah gugur berikut tangkainya, namun yang gugur kemudian tidak dengan tangkainya. Pada jeruk . lapisan pemisah terdapat di bawah bakal buah tempat berkas – berkas pembuluh berdirvergensi dari dasar bunga memasuki karpel.
          fotohormon antara lain auxin, sithokinin, giberellin, asam-asam absisat dan etilen. Sangat berpengaruh dalam proses pematangan dimana auxin berperan dalam pembentukan etilen. Sitokinin dapat menghilangkan perombakan protein, giberellin menghambat perombakan klorofil dan menunda penimbunan karotenoid-karotenoid. Asam absisat menginduksi enzym penyusun atau pembentuk karotenoid, dan ethylene dapat mempercepat pematangan dan proses terakhir terjadi perubahan warna.
































DAFTAR PUSTAKA
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plant. New York: John Wiley and Son Inc.
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy. New York: Pergamon Press.
Hidayat, Estiti.B.1995. Anatomi Tumbuhan.Bandung: ITB
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum. Bandung: Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar