ANATOMI BUAH
1.
Pengertian Buah
Buah adalah bakal buah yang masak
(kumpulan bakal buah) dengan isinya, bersama-sama dengan setiap bagian lain
yang berdekatan yang dapat luruh membentuk buah.Karena buah hanya berasal dari
bagian-bagian bunga, maka pembentukannya terbatas pada tumbuhan bunga saja
(Tjitrosomo, 1983: 214).
Peristiwa pembuahan menyebabkan
bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji.Pada
saat yang sama,bunga mengalami perubahan yang menyebabkan perkembangan
bakal buah menjadi buah. Perhiasan bunga dan benang sari biasanya layu,
lalu gugur dan kemudian setelah polinasi tangkai putik (stilus) mengering.
Namun, bkal buah bertambah besar dan
mengalami berbagai modifikasi histology yang menyebabkan berbagai jaringan berubah bentuk selnya. Beberapa atau seluruh modifikasi dapat berperan dalam menghasilkan
mekanisme untuk penyebaran biji. Jika diikuti perkembangannya, buah terdiri
dari bakal buah yang telah dewasa.
Buah juga dapat
berkembang tanpa pembuahan dan tanpa perkembangan biji. Peristiwa itu disebut partenokarpi dan banyak ditemukan terutama pada spesies yang
berbiji banyak, seperti pisang, semangka, nanas, dan tomat. Partenokarpi
dapat terjadi tana polinasi seperti jeru, labu dan tomat, atau memerlukan
rangksangan polinasi seperti anggrek. Bbuah yang berbiji dapat pula diakibatkan
oleh gugurnya embrio , namu terjadinya buah seperi itu tidak digolongkan ke
dalam partenokarpi karena terjadi pembuahan disini.
Bila ditinjau secara teliti, buah adalah bakal buah yang telah dewasa.
Definisi yang lebih luas adalah dengan menganggap buah sebagai turunan dari
genesium dan jaringan diluar karpel yang turut serta dan bersatu dalam buah yang akhirnya dibentuk
. contoh jaringan tambahan seperti itu
adalah reseptakulum pada sirsak (Annona
muricata), dan arbei (Fragaria). Periant
pada nangka (Artocarpus heteporhyllus) dan murbei (Morus alba). Tangkai
bunga pada kacang mede (Anacardium occidentale). Sisik pada perbungaan
seperti pada nanas (Ananas comocus).Buah
yang berkembangdari bnga epigin (jambu)
atau yang memilki bakal buah inferus (mentimun) akan menyertakan lapisan
reseptakulum atau perhiasaan bunga dalam buah yang akhrnya dibentuk. Meskipun
demikian buah mentimun maupun ambu tak menunjukan struktur ganda seperti itu
sebab dinding bakal buahnya sejak awal perkembangan telah melekat pada
jaringan-jaringan tambahannya.Ditinjau dari segi teknis, jaringan itu perlu
disebut buah semu, yang berbea dari buah sejati yang yang terdiri hanya dari
jaringan bakal buah.Namun, perbedaan itu tida sering diperhatiakan dan istilah
bah telah dipakai untuk hasil akhir yang berbentuk buah apapun jaringan asalnya
(Hidayat.1995).
2. Klasifikasi Buah
Klasifikasi buah secara morfologi biasaanya didasarkan pada nama jenis
bunga dan jenis ginesium yang mengembangkannya dengan memperhatikan hubungan
antara karpel dan bagian bunga lainnya. Dengan demikian dibedakan menjadi :
1 .
Buah tunggal,yakni hasil satu
ginesium yang terdiri dari satu atau beberapa karpel
( seperti pada buah polongan dan tomat)
2 .
Buah berganda (buah agregat),
yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap kerpel tetap dapat
dikenal pada buah dewasa (seperti Arbei, Fragraria);
3 .
Buah majemuk, yakni buah yang berasal dari perbungaan, jadi berupa kempulan
ginesium dari sejumlah kunyum bunga (nanas).
Setiap jenis buah tersebut masih bisa disertai
jaringan tambahan. Jambu, misalnya memiliki jaringan tambahan dan sebab itu
bisa disebut buah tunggal dengan tambahan, demikian pula buah arbei, yaitu buah
berganda (agregat) dengan tambahan, dan buah nanas , yaitu buah majemuk dengan
tambahan.
Bila buah dianggap sebagai hasil ginesium dengan
semua jaringan yang bersatu dengannya, baik secara kongenital (telah bersatu
dalam masa pertumbuhan), maaka istilah tambahan daan semu tak diperlukan. Salah
satu klasifikasi menurut Winkler ditahun 1993 adalah dengaan menggunakan 4
sifat saja, yakni :
1.
Buah bergaanda, bila karpel suatu
kuntum bunga tak saling bersatu.
2.
Buah satuan, bila karpel bersatu.
3.
Buah bebas jikaberasal dari bakal
buah superius yang berasosiasi dengan hipentum( reseptakulum datar atau cekung
paada bunga peringin) yang berbentuk cangkir.
Klasifikasi yang dibuat berdasarkan kombinasi keempaat sifat itu
menghasilkan 4 jenis buah.
1.
Buah bergandaa bebas berasal dari
bunga hiogin dengan ginesium apokarp.
2.
Buah satuan bebas, berasal dari
bunga hipogin dengan ginesium sinkarp.
3.
Buah berganda piala, berasal dari
bunga perigin dengan ginesium apokarp.
4.
Buah satuan piala, berasal daari
epigin dengan ginesium sinkarp.
Klasifikasi itu maasih bisa
dibagi lagi menurut ciri-ciri lain, diantaranya susunan dan penyatuan karpel,
sifat dinding buah, dan apakah buah membuka dengan spontan (dehiscent)au tidak
membuka (indehisent).
3 3. Struktur Anatomi Buah
A.
struktur anatomi perikarpium ( dinding buah )
Buah terbentuk setelah terjadi peristiwa pembuahan. Dinding ovarium akan
berkembang menjadi dinding buah. Buah memiliki dinding yang terdiri dari dua
lapis atau tiga lapis.Dinding buah dinamakan perikarpium.Buah yang memiliki dua
lapis dinding bagian yang terluar dinamakan eksokarpium dan di dalamnya disebut
endokarpium.Buah yang memiliki tiga lapis dinding, bagian terluar disebut
eksokarpium, bagian tengah dinamakan mesokarpium, dan bagian terdalam disebut
endokarpium.
Eksokarpium biasanya
terdiri dari satu lapis sel dengan susunan rapat dan ada yang memiliki kutikula
seperti epidermis. Mesokarpium terdiri dari beberapa lapis jaringan
parenkimatis yang di dalamnya dapat ditemukan berkas pengangkut, idioblas
minyak, amilum, lendir, dan kristal kalium oksalat. Endokarpium biasanya
terdiri dari satu lapis sel yang berkembang dari epidermis dalam daun
buah.Eksokarpium dan endokarpium buah yang masak terdiri dari satu lapis
epidermis atau beberapa lapis sel yang masing-masing dapat dibedakan dengan
jelas dengan mesokarpium.Jaringan yang menyusun perikarpium saling berlekatan
sehingga tidak dapat dipisahkan satu persatu.Eksokarpium beberapa tanaman
memiliki stomata, misalnya eksokarpium Cucurbita
pepo.Eksokarpium Lycopersicon
esculentum dan Capsicum sp. tidak ditemukan stomata.
Perikarpium buah
berdaging, seperti Lycopersicon
esculentum terdiri dari perikarpium yang di dalamnya terdapat jaringan yang
merupakan perkembangan plasenta yang dilekati banyak biji, eksokarpium terdiri
dari satu lapis epidermis dan diikuti oleh 3-4 lapis sel kolenkima.Sel epidermis berukuran besar dan tidak memiliki
stomata. Mesokarpium terdiri dari jaringan yang terdiri dari sel-sel berdinding
tipis dan memiliki banyak ruang antarsel.
B. Anatomi struktur Buah Kering
Pada buah kering dibedakan buah yaang membuka daan tidak membuka
1.
Buah kering yaang membuka
A.Terminologi
a.
Buah bumbung : bentuk seperti
polong dan membukaa biasanya di sisi ventral, misalnya : Delphinum
b.
Buah polongaan : buah membuka
menjadi dua katup di sisi ventral dan dorsal. Terdaapat pada Leguminosae.
c.
Buah sinkarp : berkembang dari
bakal buah yaang terdiri dari dua karpel atau lebih.
d.
Silikua (buah lobak) : buah mirip
polongan, terdiri dari dua karpel. Kedua tepi setiap karpel berlekatan dan
membentuk rusuk tebal. Dari keduaa sisi rusuk ini, yang ditempati plasenta
dibagian dalam, tumbuh selaput ke arah dalam, yang saling bertemu dan membentuk
sekat semu. Biasanya terdapat pada Cruciferae.
e.
Kapsula atau buah kotak : buah
dibentuk oleh dua karpel atau lebih.
Cara membuka yang berbeda- beda mempunyai kepentingan taksonomi:
1.
Lokulisidal : membuka dari ujung
distal ke arah bawaah melalui berkas pembuluh dorsal(misalnya, Iris) atau
diantara karpel.
2.
Septisidal : membuka mulai ujung
buah ke pangkal dan terjadi diantara karpel, seperti pada hipericum
3.
Septifragal : dinding luar buah
memisakan diri dari sekat pemisah yang tetap melekat pada sumbu
4.
Berpori : melalui pori kecil
dalam perikarp, seperti pada beberapa spesies Paper, Membuka lewat celah horizontal sekeliling buah sehingga
berbentuk tutup.
B.
Struktur Anatomi
Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa pada buah yang berasal dari satu karpel, membukanya buah terjadi:
1 .
Melalui garis sambung antara
kedua tepi karpel
2 .
Melalui garis dorsal
(punggung)pada karpel
3 .
Melalui garis sambung dan
membukanya buah bisa terjadi melalui garis sambung antara dua karpel melalui
garis dorsal(punggung)
Pada buah sinkarp yang berplesentasi aksilar,pemisahan terjadi sepanjang
garis sambung karpel yang berlekatan, yakni melalui sekat, dan dapat diiringi
oleh pemisah jaringan dari sumbu di tengah. Pembukaan melalui punggung karpel
mengakibatkan ruang bakal buah (lokulus) terbuka, selain itu, bisa juga
terjadipori untuk melewatkan biji atau daerah horizontal sekeliling buah
sehingga menutup.
Sebagai contoh buah kering yang membuka, dapat diamati buah polongan
sejumlah besar Fabaceae. Buah tersebut berasal dari bakal buah superus yang
terdiri dari satu karpel. Buah membuka pada sambungan perlekatan karpel dan
melaui puggungnya. Pada perikarp buah
kedelai (glycine max) dibedakan lapisan eksokarp yang dibentuk oleh epidermis
luar dan hipodermis, keduanya berdinding tebal, parenkim mesokarp, dan endokarp
yang mencakup beberapa lapisan sel sklerenkim dan epidermis dalam. Hipodermis
dan skelerenkim terdiri dari sel-sel yang panjang- panjang, namun sumbu panjang
setiap macam sel arahnyan tegak lurus sesamanya. Akibatnya, lapisan luar dan
dalam pada perikarp mengerut dalam arah yang bereda , dan tekanan yang terjadi
memudahkan membukanya buah yang mengering. Sifat lain tampaknya berhubungan
dengan pengerutan diferensial (pengerutan berbeda-beda) pada perikarp beberapa
legumen adalah orientasi mikrofibril yang tak sama di berbagai lapisan dinding
sklerenkim. Pada beberapa sel, mikrofibril mengikuti pola heliks bersudut
kecil, pada sel yang lain bersudut
besar. Pada saat dehidrasi buah,
tegangan pada legumen demikian besar sehingga katup polongan (legumen) yang
telah terpisah satu dari yang lain, memuntir.
Gambar perikarp pada Glycine (kacang kedelai) , A,
penampang melintang. B, sayatan memanjang. Sel tersklerefikasi terdapat
pada eksokarp dan enfokarp. Berkas pembuluh tidak digambarkan .
|
Pada phaseolus, epidermis berhubungan erat dan
merupakan sumber kerusakan tekstur pada buah yang diproses untuk dijual dalam
kaleng atau dibekukan sebab dapat lepas dan meninggalkan permukaan yang kasar,
yang kurang disukai konsumen. Perenkim ini mengelilingi jalinan ikatan pembuluh
kecil dekat skelerenkim yang menghubungkan berkas pembuluh median(tengah)
dengan lateral. Sklerenkin yang berasosiasi dengan ikatan pembuluh, terutama
dengan median dan lateral, merupakan sumber dari sifat berserabut yang
ditemukan pada varitas tertentu. Sifat ini pun kurang disukai konsumen.
2 2. Buah kering yang tak membuka
A.
Terminologi
a.
Buah akenium : buah berbiji satu
yang dibentuk oleh satu karpelndan dinding biji lepas satu dari yang lain.
Kadang-kadang dibentuk dari buah beruang satu, namun bisa juga dari bakal buah
beruang lebih dari dengan satu bakal biji atau lebih, setiap ruang. Contoh : Asteraceae .
b.
Kariopsis, atau buah padi-padian
: buah berbiji satu yang dinding bijinya melekat pada dinding buah. Contoh : Graminae.
c.
Buah sizokarp : berkembang dari
bakal buah berkarpel banyak yang pada waktu masak berpisah-pisah menjadai
sejumlah akenium. Jumlah akenium sama dengan jumlah karpel pembentuk buah.
Bagian buah(akenium) disebut merikarp, misalnya, pada Malva.
B.
Struktur Anatomi
Struktur perikarp bua kering yang tak
membuka sering menyerupai kulit biji. Pada Asteraceae,
sebagian jaringan kulit biji yang sesungguhnya dapat menghilang, atau sepeerti
pada kariopsis Gramineae, bersatu dengan perikarp.
Pada kariopsis gandum, lapisan luar
terdiri dari perikarp dan sisa kulit biji. Pada perikarp, lapisan sel dari luar
ke dalam adalaah:
a.
Epidermis luar yang dilapisi
kutikula
b.
parenkim, satu lapisan atau lebih
dan sebagian tertekan
c.
parenkim yang sebagian rusak
d.
sel silang yang meemanjang dalam
arah melintang terhadap sumbu buah dan memiliki dinding tebal
e.
sisa epidermis dalam berbentuk
sel berlignin dan memanjang sejajar sumbu panjang buah ( sel tabung ).
pada waktu kulit biji berkembang, integumen luar berdisintegrasi,
integumen dalam berubah dan tertekan. Integumen dalam yang tertekan itu berisi
pigmen, beraksi positif bagi senyawa lemak, dan kedua sisinya dilapisi
kutikula.
Disebelah dalam kulit biji terdapat endosperm yang mencakup 83% dari
buah dan berisi pati dan protein. Lapisan endosperm terluar berupa lapisan sel
yang berisi aleuron ( butiran berisi kristaloid dan floboid) yang mengandung
cadangan lipid dan protein dan menghasilkan enzim yang penting bagi
perkecambahan , lapisan aleuron mengelilingi endospem yang berisi pati dan
embrio.
C.
Struktur anatomi buah
berdaging
Pada buah berdaging,
dinding terdiri dari perikarp atau bersatu dengan jaringan tambahan. Bagian
dalam atau luar dinding buah, atau keseluruhannya, bisa menjadi berdaging
dengna adanya diferensiasi menjadi parenkim lunak atau suukeln ( tebal dan
berair ). Selain dinding, plasenta dan sekat ( dalam buah berlokus banyak ) uga
bisa menjadi berdaging.
Dari
segi evolusi, mula-mula bagian berdaging merupakan tonjolan perikarp bagian
dalam, yang tumbuh diantara biji di ruang bakal buah ( lokus ). Ekudian
diseluruh perikarp menjadi jaringan.
bagan dari penampang melintang buah Lycopersicon esculentum
1. Struktur Anatomi Buah
Buni
Buah
buni memiliki perikarpium yang tebal dan berair. Perikarpium berdiferensiasi
menjadi eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Eksokarpium dapat mengandung
pigmen. Mesokarpium terdiri dari sel-sel parenkima yang berlapis-lapis dan
kebanyakan dapat dimakan, endokarpium merupakan lapisan yang tipis atau keras.
Di
dalam buah terdapat satu atau banyak biji. Contoh buah buni di antaranya Lycopersicon esculentum, Carica
papaya, Averrhoa carambola, dan lain sebagainya. Buah Lycopersicon esculentummerupakan buah
tunggal dengan satu ruang, di dalamnya terdapat banyak biji. Perikarpium
mengandung pigmen kromoplas. Plasenta terletak di tengah ruang buah. Buah Carica papaya dibentuk dari lima
karpelum yang saling berlekatan di bagian tepi sehingga terbentuk satu ruang
buah. Plasenta terdapat di helaian daun buah. Buah Averrhoa carambola dibentuk 5 daun buah, yang masing-masing
berlekatan di bagian dalam saja dan di bagian luar daun buah tidak berlekatan
sehingga tampak seperti bintang dengan ruang buah yang sempit.
Contoh
buah berdaging misalnya pala, belimbing manis, dan lombok. Struktur anatomi
perikarpium buah berdaging memiliki jaringan parenkimatis yang tebal di bagian
mesokarpium atau endokarpiumnya.
1) Pala (Myristica fragrans)
Buah pala merupakan buah tunggal dengan satu ruang yang berisi satu
biji.Epidermis tersusun dari dua lapis yang berbentuk pipih berwarna coklat dan
berkutikula.Lapisan epidermis merupakan lapisan eksokarpium buah
pala.Mesokarpium terdiri dari jaringan parenkima yang berlapis-lapis dengan
bentuk sel isodiametris, di dalamnya ditemukan kelompok-kelompok
brakhisklereida dengan bentuk bulat dan noktah yang bercabang-cabang.Berkas
pengangkut yang bertipe kolateral ditemukan di bagian tengah mesokarpium. Di
dalam mesokarpium juga ditemukan sel-sel minyak yang berbentuk bulat
dikelilingi oleh sel khusus yang tidak sama dengan sel-sel parenkima di
sekitarnya.
2. Cabe Rawit (Capsicum fruetecens)
Perikarpium buah cabe
rawit terdiri dari lapisan eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium.Lapisan eksokarpium berupa jaringan epidermis yang
tersusun rapat. Lapisan mesokarpium disusun oleh jaringan parenkimatis. Di
dalam jaringan parenkimatis tersebar berkas pengangkut. Sel-sel raksasa (Giant Cell) ditemukan di bagian
paling dalam dari mesokarpium. Endokarpium terdiri dari sel epidermis dalam
yang berbatasan langsung dengan sel raksasa dan ruang ovarium. Buah cabe rawit
memiliki dua ruangan yang dibentuk dari sekat sempurna pada ruang buah.
3) Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
Buah belimbing
manis memiliki perikarpium yang terdiri dari dua bagian yang meliputi
eksokarpium dan endokarpium. Eksokarpium terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbentuk isodiametris. Lapisan terluar dari kulit buah belimbing yang sangat
muda memiliki trikoma glanduler yang terdiri dari satu deret dengan tiga sel
tangkai yang berbentuk segiempat dengan satu sel kepala yang berbentuk bulat
dan mengandung sekret yang berwarna kuning. Sel kepala trikoma glanduler
memilki lapisan kutikula.Trikoma non glanduler juga ditemukan pada lapisan
terluar dari eksokarpium. Trikoma non glanduler terdiri dari satu deret sel
dengan jumlah dua sampai tiga sel yang berujung runcing. Trikoma-trikoma
tersebut gugur saat buah masak.
Endokarpium
disusun oleh jaringan parenkimatis yang berlapis-lapis. Di dalam jaringan
parenkima ditemukan berkas pengangkut. Parenkima yang menyusun endokarpium
banyak mengandung ruang antarsel yang luas. Ruangan yang terbentuk dari
perikarpium sangat sempit.
4).
Buah Pepo pada Tumbuhan Cucurbitaceae
Buah berkembang dari
bagian bawah bakal buah bersama dengan jaringan di luar bakal buah, karena itu
dinding buah tersusun dari perikarp dan jaringan di luar bakal buah, tidak ada
jaringan pembatas antara kedua jaringan tersebut.Struktur dinding buahnya padat,
dibawah epidermis luar terdapat lapisan kolenkimatis.Daerah selanjutnya
tersusun atas jaringan parenkima yang sebagian dari parenkima ini mengandung
kloroplas, di daerah ini pada beberapa marga terdapat lapisan sklereida yang
bersambung atau terpisah.Daerah
ketiga terdiri atas parenkima berdaging. Berkas vaskular terletak dibagian
berdaging pada dinding buah. Epidermis dalam yang menggantung biji pada banyak
spesies berupa membran tipis yang transparan.
5).
Buah Batu (misalnya Prunus)
Buah
batu adalah buah berdaging dari bakal buah yang menumapang, dan ditandai dengan
endocarp berbatu, mesokarp berdaging, dan eksokarp yang relatif tipis tersusun
dari epidermis dan kolenkima
subepidermis. Berkas vaskular terdapat di bagian yang berdaging dan endokarp
berbatu. Epidermis dalam membentuk lapisan sklereida memangajng vertikal
berlapis, daerah sebelah luarnya ialah lapisan sklereida memanjang secara
tangensial berlapis, dan dua sampai empat lapis lebih luar lagi berdiferensiasi
menjadi sklereida yang isodiametris.
6). Buah Pyrus
(misalnya apel)
Buah Pyrus merupakan
buah berdaging dari bakal buah tenggelam dan bagian-bagian di luar bakal buah
membentuk bagian pokok yang berdaging pada dinding buah.Sebagian besar daging
buah dari buah apel tersusun atas jaringan parenkima.Perikarp tersusun dari
eksokarp parenkimatis berdaging, bercampur dengan parenkim luar bakal buah, dan
endokarp tersusun dari sklereida.Epidermis
luar mengandung antosianin dan flobalen yang memberikan warna khas kulit
beberapa varietas apel.
4. Perkembangan buah
Dalam proses perkembangan buah terdapat dua proses
yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangannya yakni melalui pembelahan
dan pembesaran sel yang terjadi secara berurutan. Pada umumnya, penambahan
ukuran awal bergantung pada perbanyakan sel yang dimulai sebelum bunga mekar
dan akan diteruskan setelah proses pembuahan. Stadium itu secara bertahap
diganti oleh perluasan sel yang bisanya memakan waktu yang cukup lama.Salah satu contohnya adalah pada buah
jeruk.
Dalam pembentukan buah,
terdapat 3 macam jaringan dengan genom yang berbeda yaitu sporofit induk ( 2n
), embrio ( 2n ) dan endosperm ( 3n ). Pada masa perkembangan yang berbeda,
pertumbuhan tersebar secara berbeda pula pada berbagai bagian buah. Pada buah
batu misalnya , pertumbuhan pertama terjadi didalam saprofit bakal biji.
Sesudah itu, pertumbuhan terbatas pada endosperm dan embrio dan akan berakhir
dengan peluasan bagian mesokarp. Pusat tumbuh dala perkembangan buah dapat
berbeda-beda sesuai dengan taksa.Salah satu contohnya terdapat pada buah apel
misalnya terutama terdiri dari jaringan induk sedangkan pada buah seperti buah
padi terjadi di bagian endospermnya.
·
Proses pertumbuhan buah
1.
Proses persarian ( polinasi ) kepala putik ( stigma ) oleh serbuk sari (
polen ).
2.
Polen berkecambah dan membentuk tabung polen ( pollen-tube ) untuk mencapai
bakal biji ( ovule ).
3.
Bertemunya polen ( sel jantan ) dengan bakal biji ( sel telur ) didalam
bakal buah ( ovary ) disebut pembuahan ( fertilisasi ).
4.
Bakal buah akan membesar dan berkembang menjadi buah bersamaan dengan
pembentukan biji.
5.
Dihasilkan buah yang fertil ( berbiji ).
·
Perkembangan buah
Selama perkembangan buah, biji
yang ada didalamnya juga ikut berkembang . Perkembangan buah memerlukan :
1.
Nutrisi dari hasil fotosintesis
2.
Hormon
Bebrapa hormon yang ikut berpengaruh adalah :
a.
Sitokinin ( dihasilkan oleh biji )
Pembelahan sel pada dinding ovarium
b.
GA ( dihasilkan oleh biji )
Untuk pembesaran buah
Fase Perkembangan Buah
Fase 1 > perkembangan ovari diikuti
dengan antesis ( anther melepas polen yang matang.
Fase 2 > pembelahan sel secara cepat (
divission cell ).
Fase 3 > fase pertumbuhan akibat adanya
pembelahan sel.
Fase 4 > pematangan ( ripening ).
Perubahan dalam arah pertumbuhan dan perkembangannya
dapat menyebabkan perubahan dalam perbandingan panjang terhadap garis
tengah bagian buah tersebut.
Perkembangan buah diatur oleh faktor internal yaitu
perkembangan dari biji dan faktor eksternal .pada perkembangan buah , biji
berpengaruh dalam memasok zat pengatur proses pertumbuhan pada saat tumbuhan
berbunga.
5. Absisi buah
Kecendrungan pada kebanyakan buah untuk gugur sebelum masak merupakan
masalah hortikultural buah dapat berabsisi pada berbagai tahap perkembangannya.
Pada saat masak, absisi terjadi masih ada dalam buah yakni pada buah tak
membuka dan buah berdagingatau sesudah biji dbebaskan pada buah membuka.
Tempat
daerah absisi absisi beragam menurut buah yang berbeda – beda . buah tertentu
bisa memiliki lebih dari satu daerah absisi, misalnya di dasar tangkai buah
atau didasar buah. Pada prunus, misalnya , diawal pengguguran, buah gugur
berikut tangkainya, namun yang gugur kemudian tidak dengan tangkainya. Pada
jeruk . lapisan pemisah terdapat di bawah bakal buah tempat berkas – berkas
pembuluh berdirvergensi dari dasar bunga memasuki karpel.
fotohormon antara lain auxin, sithokinin, giberellin, asam-asam absisat dan
etilen. Sangat berpengaruh dalam proses pematangan dimana auxin berperan dalam pembentukan etilen.
Sitokinin dapat menghilangkan perombakan protein, giberellin menghambat
perombakan klorofil dan menunda penimbunan karotenoid-karotenoid. Asam absisat
menginduksi enzym penyusun atau pembentuk karotenoid, dan ethylene dapat
mempercepat pematangan dan proses terakhir terjadi perubahan warna.
DAFTAR PUSTAKA
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed
Plant. New York: John Wiley and Son Inc.
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy.
New York: Pergamon Press.
Hidayat, Estiti.B.1995. Anatomi
Tumbuhan.Bandung: ITB
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum. Bandung: Angkasa
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum. Bandung: Angkasa